Ada tiga penyajian laporan keuangan yang dapat diterapkan oleh entitas nirlaba yaitu laporan keuangan berbasis kas, laporan keuangan berbasis akrual, dan laporan keuangan kombinasi.
Masing-masing penyajian memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri sehingga perlu dipahami dengan baik agar dapat memilih penyajian yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai ketiga penyajian tersebut, silakan baca terus artikel ini.
Langkah:
Terimakasih Sudah Berkunjung ke Summitechglobalindo.co.id
Laporan keuangan entitas nirlaba menyajikan informasi keuangan dan operasional yang bertujuan untuk memberikan transparansi dan akuntabilitas kepada berbagai pemangku kepentingan, seperti pendonor, kreditor, dan pemerintah.
Tujuan utamanya meliputi: menyediakan informasi tentang posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas, mengungkapkan cara penggunaan sumber daya yang diterima, dan memenuhi persyaratan hukum dan peraturan.
Dengan menyediakan informasi yang akurat dan andal, laporan keuangan membantu para pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan yang tepat dan mengawasi pengelolaan entitas nirlaba.
Dalam pelaporan keuangan, aset disajikan berdasarkan likuiditasnya, yaitu dari yang paling likuid hingga yang paling tidak likuid.
Aset yang paling likuid, seperti kas dan setara kas, disajikan terlebih dahulu, diikuti oleh aset lancar lainnya, seperti piutang, persediaan, dan aset tetap.
Aset tetap dibagi lagi menjadi beberapa subkategori, seperti tanah, bangunan, dan peralatan. Aset tidak lancar, seperti investasi jangka panjang dan goodwill, disajikan pada urutan terakhir.
Aset lancar merupakan sumber daya likuid yang mudah diubah menjadi kas dalam waktu satu tahun. Aset ini berperan penting bagi perusahaan, terutama untuk memenuhi kebutuhan operasional jangka pendek.
Dalam keuangan dan nonlaba, aset lancar diklasifikasikan sebagai berikut:
Aset tetap, sumber daya penting bagi keuangan dan organisasi nirlaba, memiliki peran krusial dalam keberlangsungan operasional.
Aset ini mencakup properti, peralatan, dan perlengkapan yang dapat digunakan untuk menghasilkan pendapatan atau memberikan layanan.
Dalam keuangan, aset tetap dinilai berdasarkan biaya perolehannya dikurangi akumulasi penyusutan, memberikan gambaran tentang nilai buku aset tersebut.
Sementara bagi organisasi nirlaba, aset tetap tidak dicatat pada nilai pasar, melainkan nilai wajarnya, mempertimbangkan depresiasi dan kondisi aset saat ini.
Pengelolaan aset tetap yang baik sangat penting untuk memastikan efisiensi, efektivitas, dan umur panjang aset tersebut.
Aset tidak berwujud adalah aset yang tidak memiliki bentuk fisik namun memiliki nilai bagi suatu entitas.
Dalam dunia keuangan, aset tidak berwujud umumnya mencakup hak cipta, merek dagang, dan paten.
Sedangkan dalam organisasi nirlaba, aset tidak berwujud dapat berupa reputasi, goodwill, dan basis donor.
Untuk mengidentifikasi aset tidak berwujud, organisasi harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti kekayaan intelektual, kemampuan menghasilkan pendapatan di masa depan, dan peran dalam memberikan nilai tambah bagi entitas.
Dalam dunia akuntansi, penyajian liabilitas menjadi bahasan penting. Liabilitas, baik dalam konteks keuangan maupun nonlaba, merepresentasikan kewajiban suatu entitas kepada pihak lain yang harus dipenuhi di masa depan.
Entitas memiliki tanggung jawab untuk menyajikan liabilitasnya secara wajar dan akurat dalam laporan keuangannya.
Pelaporan liabilitas bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan dan dapat diandalkan kepada pengguna laporan keuangan, seperti kreditur, investor, dan manajemen.
Penyajian liabilitas yang tepat sangat penting untuk pengambilan keputusan yang terinformasi dan untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi keuangan.
Berikut adalah beberapa prinsip penting dalam penyajian liabilitas: pengakuan, pengukuran, pengungkapan, dan klasifikasi. Untuk memudahkan pemahaman, kami telah merangkumnya dalam tabel berikut:
Prinsip Penyajian Liabilitas | Penjelasan |
---|---|
Pengakuan | Mencatat liabilitas saat terjadi kewajiban |
Pengukuran | Menilai liabilitas pada nilai wajar atau biaya perolehan |
Pengungkapan | Memberikan informasi yang cukup tentang liabilitas |
Klasifikasi | Menggolongkan liabilitas berdasarkan jatuh tempo |
Tutup paragraf dengan ucapan perpisahan dan ajakan untuk berbagi artikel menarik ini kepada rekan-rekan.
Sampai jumpa di artikel berikutnya! Jangan lupa untuk membagikan artikel ini kepada teman-teman kalian agar mereka juga mendapatkan manfaatnya. Terima kasih telah membaca dan semoga tulisan ini membantu kalian memahami penyajian laporan keuangan entitas nirlaba dengan baik.
Posted in Blog
Sorry, we couldn't find any posts. Please try a different search.